Anak-anakku dua2nya dilahirkan secara caesar.Rata2 ibu mestinya kepingin melahirkan secara normal, begitupun aku.tapi ternyata kenyataannya lain. Kehamilanku yang pertama berjalan lancar, aku tidak mengalami mual dan semacamnya yang berlebihan, biasa saja. Hanya daya tahan tubuh jadi rendah karena aku memang termasuk darah rendah.Tapi di luar itu aku sehat dan baik2 saja.
Aku sering ikut suamiku kemana-mana. Menginjak bulan ke 6 mulai ada masalah, posisi janinku melintang! Oleh dokter aku disarankan banyak nungging dan memperlama sujud, kalau perlu ngepel sendiri agar posisi janin kembali normal. Bulan berikutnya setelah diperiksa si janin sudah kembali ke posisi normal. Tapi aku disarankan tetap memperbanyak melakukan posisi nungging agar posisi tersebut bisa terus bertahan sampai usia lahir.
Akupun menuruti saran itu. Eh, ternyata di bulan ke 8 si janin kembali melintang! Waduh.. Sampai usia kandungan 9 bulan si janin gak mau muter lagi. Akhirnya dokter memutuskan operasi caesar terencana, karena kemungkinan kecil bayiku bisa balik ke posisi normal, karena dia mulai membesar dan gerakannya menjadi terbatas. Di kontrol terakhir aku diminta menghubungi dokter spesialis anestesi untuk menyampaikan perkiraan hari lahir bayiku. Juga periksa darah dan menghubungi pihak PMI untuk mengecek persediaan darah yang cocok. Cukup melelahkan dan membuat gentar juga. Operasi?? Sebelumnya aku belum pernah sekalipun mengalaminya.
Meski dokter sudah merencanakan operasi, tapi aku dan suami terus berdoa memohon kepada Allah, dengan kekuasaanNya apa saja bisa terjadi. Akhirnya di pertengahan bulan Ramadan, anakku yang pertama lahir ke dunia dengan sehat dan selamat, melalui operasi caesar. Setelah aku mengalami tanda-tanda menjelang kelahiran, aku dibawa ke RS. Di USG lagi, ternyata janinku masih melintang, jadi tidak mungkin dilahirkan secara normal.
Setahun setengah setelah kelahiran anak yang pertama aku hamil lagi. Memang di luar dugaan, tapi betapapun kami bahagia dengan anugerah Allah ini. Aku sempat di"semprot" sama dokter2 yang jaga di poli kandungan di RS, karena harusnya setelah menjalani operasi caesar, paling tidak menunda 2 tahun baru hamil lagi.Malah ada dokter wanita cantik berjilbab berkomentar sinis "sudah biarkan, yang penting mau dioperasi lagi". Wuus, di mataku cantiknya langsung hilang.
Aku nangis waktu di'keroyok' dokter2 itu. Aku bilang ke suami "aku ke RS kan mau minta pertolongan, minta bantuan, kok malah dimarahi! ihik ihik...". Aku mogok gak mau ke RS lagi. Alhamdulillah ada dokter umum kenalan keluarga yang bersuamikan dokter spesialis kandungan, aku disarankan periksa ke dokter tersebut. Namanya dokter Tris, masih muda dan baiiik sekali. Ketika saya cerita bahwa dokter2 kandungan yang lain menegur saya dan bilang nanti saya harus melahirkan secara caesar lagi, beliau tersenyum sambil menyatakan, kalau posisi janin bagus, tak ada gangguan apa-apa dan ibu sehat, insyaAllah masih bisa lahir normal. Uuh...agak lega dan terhibur hatiku. Yang paling aku ingat pas periksa, setiap kali USG dokter Tris pasti bersenandung, pokoknya santai banget dan otomatis aku jadi rileks. Gak tegang lagi seperti waktu diperiksa dokter2 jaga.
Malam sebelum kelahiran anakku yang kedua ini, aku merasakan sakit yang luar biasa, yang tidak aku rasakan sama sekali ketika akan melahirkan anak pertama. Mungkin karena yang pertama dia melintang, jadi tidak ada gerakan dari dia untuk membantu kontraksi. Sampai pagi rasa sakit bertambah, aku sudah mulai tidak kuat. Ketika dokter Tris datang dan memeriksa keadaanku ternyata masih pembukaan 4, padahal kontraksi 10 menit sekali sudah sejak jam 7 malam. Menurut dokter kalau saya kuat beliau akan memberi toleransi sampai jam 12 siang karena ketuban masih belum keluar, artinya janin masih aman.Kalau masih belum ada kemajuan terpaksa harus caesar lagi. Aku semakin kesakitan. Jam 8 pagi aku minta dipanggilkan suami, aku bilang sudah tidak kuat lagi, kalau memang nanti harus operasi lebih baik sekarang saja.
Dia masih mencoba menghibur dan menenangkan aku, memintaku bersabar lagi. Ketika dokter Tris kembali, aku langsung bilang sudah tidak kuat lagi. Beliau bertanya pada suamiku, karena kalaupun harus operasi suamiku harus menyetujuinya. Beliau bilang "kita serahkan pada mbak Raudloh, normal atau operasi dia yang menjalani, jangan dipaksa..". Tak lama setelah itu, bayiku lahir sehat dan selamat, melalui operasi caesar, juga! Sekarang si sulung sudah berusia 4,5 tahun dan adiknya 2,5 tahun.
Suamiku sebenarnya masih berharap memiliki anak perempuan karena anakku dua2nya lelaki, tapi melihat "kehebohan"ku waktu melahirkan anak kedua dan kenyataan bahwa perutku sudah dibedah dua kali, dia pikir2 juga. Apalagi mendidik dan membesarkan anak di jaman sekarang sama sekali tidak mudah.
Yah, mungkin sementara ini kami berkonsentrasi dulu untuk berusaha memberikan yang terbaik untuk kedua jagoan kami. Semoga Allah memberi pertolongan. Amien.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment