Baca Sambil Tidur Berisiko Mata Silinder PDF Cetak E-mail
Kesehatan
Sebabkan Pandangan Kabur dan Cepat Lelah
BAGI Anda yang suka membaca sambil tiduran atau melakukan aktivitas yang sering membuat mata lelah, segeralah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Jika terus dilakukan, akan menyebabkan kelainan pada mata. Salah satunya astigamatisma atau lebih dikenal dengan mata silinder.
dr Kuswaya Waslan SpM mengatakan, mata silinder atau astigmat adalah suatu keadaan refraksi ketika berkas sinar tidak dibiaskan dalam satu titik di sekitar retina, tapi difokuskan dalan beberapa titik. Kalau mata miop, berkas sinar dibiaskan dalam satu titik di depan retina, pada mata hipermetrop berkas sinar dibiaskan dalam satu titik di belakang retina. “Keadaan itu akan mengakibatkan tidak terbentuknya bayangan objek yang jelas pada retina. Akibatnya, sinyal penglihatan yang jelas tidak diteruskan ke pusat penglihatan di otak,” ujarnya.
Dikatakan, penglihatan bermula dari masuknya seberkas cahaya ke dalam mata dan dibiaskan pada retina. Kemampuan seseorang melihat tergantung kemampuan kornea dan lensa mata untuk mengarahkan berkas cahaya agar terarah tepat pada retina. “Nah, ketika ada kelainan pada korne, itulah akan memengaruhi penglihatan seperti pada mata silinder,” terangnya.
Karakteristik alamiah kornea adalah mempunyai bentuk multilengkung yang tersusun sistematik dan terdiri atas jaringan kolagen yang mempunyai indeks bias tinggi. Sedangkan karakteristik lensa mata adalah bentuk kecembungannya yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan pembiasan atau yang disebut proses akomodasi.
Setelah berkas cahaya sampai retina, retina berfungsi merekam gambar yang diterima lalu mengubah gambar tersebut menjadi impuls-impuls listrik dan ahirnya mengalirkannya ke otak untuk diinterpretasikan sebagai gambar atau objek yang terlihat oleh mata. “Apabila berkas sinar tersebut tidak tepat di retina (di depan dan atau di belakang retina), penglihatan tampak tidak jelas. Kelainannya bisa miop (rabun jauh), hipermetrop (rabun dekat) atau astigmat/silinder, “terangnya.
Mata silinder pada prinsipnya adalah keadaan mata yang menyebabkan kelengkungan permukaan kornea dan/atau lensa mata tidak rata, yang akan menyebabkan keluhan mata silinder.
Hal itu terjadi pada keadaan yang menyebabkan sikatrik pada kornea, setelah infeksi/peradangan pada kornea. Juga karena penekanan pada kornea akibat pembengkakan pada kelopak mata, misal khalazion atau kista pada kelopak mata.
Penyebab lain adalah adanya tarikan atau regangan sekitar kornea, misalnya adanya ptrerigium/lemak pada mata. Kelainan mata juga bisa terjadi karena adanya tindakan – tindakan operasi pada mata yang mengubah kelengkungan kornea mata, misalnya operasi katarak. Keadaan lain, letak lensa tidak baik, misalnya subluksasi lensa karena trauma.
Ditanya soal keluhan yang sering terjadi pada mata silinder, Kuswaya menjelaskan, penderita dengan mata silinder akan mengeluh mata kabur, cepat lelah, dan kalau melihat huruf atau angka sering salah baca dan penglihatan dobel.(*)
Makanan Berlemak Berisiko Batu Empedu PDF Cetak E-mail
Kesehata
Sebabkan Rasa Sakit di Dada Kanan Bawah
ANDA pernah mengeluhkan rasa nyeri di dada bawah bagian kanan usai mengkonsumsi makanan berlemak? Jika ini terjadi, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Bisa jadi ini merupakan gejala batu empedu.
Menurut dr Hengky Indradjaja, saluran empedu merupakan bagian dari sistem pencernaan manusia yang berfungsi untuk memekatkan, menyimpan, dan mengalirkan cairan empedu dari hati (liver) ke usus halus.
Cairan empedu ini, kata Hengky, diproduksi sel-sel hati (hepatosit) sebanyak 500 ml - 1500 ml per hari. Saluran empedu terdiri dari duktus biliaris, duktus hepatikus, kandung empedu, duktus sistikus, dan duktus koledokus. Di luar waktu makan, cairan empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu dan mengalami pemekatan sekitar 50 persen.
Mengingat kandung empedu merupakan penyimpanan dan pemekatan cairan empedu, maka pada organ ini sering dijumpai batu kandung empedu. “Inilah yang disebut dengan istilah batu empedu. Kalau di ginjal, ada batu ginjal,” katanya kepada Jambi Independent, kemarin (25/11).
Angka kejadian kolelitiasis adalah sekitar 20 persen pada orang dewasa. Dikenal tiga jenis batu, yaitu batu kolesterol, batu pigmen (batu lumpur/kalsium bilirubinat), dan campuran. Meskipun batu saluran empedu terbanyak ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi sepertiganya merupakan batu duktus koledokus. Batu di duktus koledokus kebanyakan juga berasal dari batu kandung empedu.
Lalu apa penyebabnya? Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi mengatakan, secara umum penyebab terjadinya batu empedu adalah infeksi, sumbatan, dan penjenuhan kolesterol. Infeksi dapat terjadi akibat kuman E. coli dan infestasi cacing Clonorchis sinensis, Fasciola hepatica dan Ascaris lumbricoides. Beberapa faktor yang diduga juga berperan, yaitu faktor geografis, hemolisis, dan siirosis hepatis. “Faktor risiko yang termasuk sering adalah karena pola makan. Terutama, jika banyak mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi,” lanjutnya.
Sebagian besar penderita batu kandung empedu adalah asimtomatik (tidak mengeluhkan adanya gejala). Keluhan yang ada mungkin berupa rasa tak nyaman (seperti: mual dan kembung) di ulu hati, yang kadang disertai intoleransi terhadap makan berlemak. “Jadi, setiap setelah makan makanan berlemak, baru muncul gejala seperti nyeri maupun mual tadi,” katanya.
Batu empedu biasanya diketahui secara kebetulan, misalnya sewaktu pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pada penderita yang mengalami gejala, keluhan utama adalah nyeri di daerah ulu hati atau di bagian perut di bawah lengkung iga kanan.
Rasa nyeri dirasakan periodik (hilang-timbul). Penyebaran nyeri dapat ke punggung bagian tengah, puncak bahu, disertai mual dan muntah. Kira-kira seperempat penderita melaporkan bahwa nyeri menghilang setelah makan antasida (obat sakit maag). Hal ini menyebabkan penderita lalai terhadap penyakitnya, hingga suatu saat nyeri tersebut berulang dan semakin hebat. “Pada kasus ringan dan sedang, umumnya gejala paling sering adalah nyeri setelah makan makanan berlemak,” tegasnya.
Batu kandung empedu atau saluran empedu dapat menyebabkan infeksi ringan hingga berat. Selain itu, batu tersebut dapat menyumbat aliran cairan empedu sehingga tubuh mengalami “keracunan” empedu (mata dan kulit menjadi kuning, air kencing berwarna seperti air teh).
Pada infeksi dan “keracunan” empedu yang berat, menyebabkan beberapa komplikasi yang pada akhirnya akan meningkatkan angka kematian.
Pemeriksaan Bisa dengan USG
Untuk mengetahui apakah Anda memiliki batu empedu, maka salah satu pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah dengan USG. Meski pemeriksaan jenis lain juga bisa dicoba yakni rontgen (foto polos, ERCP, PTC), CT-scan, atau MRI. “USG sudah bisa melihat batu empedu. Ini lebih mudah dilakukan,” kata dr Hengky Indradjaja.
Jika dari hasil pemeriksaan ini sudah bisa dilihat, maka baru dicari cara penanganan yang tepat. Karena, setiap penanganan berbeda tergantung dari gejala yang ditimbulkan dan tingkat keparahan. “Terapinya bisa dengan obat-obatan hingga bedah,” katanya.
Untuk penanggulangan non-bedah, dapat dilakukan dengan lisis (peleburan) batu dengan obat-obatan, litotripsi (penghancuran batu) dengan ESWL (gelombang kejut), dan endoskopik. Sedangkan pembedahan dapat dilakukan secara konvensional atau pun laparoskopik.
Saat ini, metode bedah dengan laparoskopik sudah banyak dilakukan. Dengan metode bedah ini bisa mempercepat penyembuhan luka operasi, karena sayatan bedah lebih minimal.(*)
Bayam Bisa Cegah Batu Empedu PDF Cetak E-mail
Kesehatan
MUNGKIN hanya sedikit dari kita yang mempedulikan batu empedu. Padahal, setiap orang hampir pasti akan mengalaminya dan bukan mustahil akan mendapat masalah batu empedu suatu saat nanti.
Terbentuknya batu empedu merupakan salah satu kelainan utama yang timbul pada kandung dan saluran empedu. Batu empedu terjadi karena perubahan kimiawi pada empedu seseorang. Batu empedu terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen bilirubin dan garam kalsium yang mengeras. Namun, kebanyakan batu kandung empedu terbentuk dari kolesterol.
Meski penyakit kandung empedu jarang menunjukkan gejala, pada keadaan memburuk bisa menyiksa. Jika seseorang sudah mengidap batu empedu, gejala yang mungkin timbul adalah serangan ketika makan berlemak tinggi. Batu yang menghambat aliran empedu akan menimbulkan sakit yang akut pada sebelah kanan atas perut dan mengarah ke punggung, antara bahu dan ke dada depan.
Menurut sebuah riset terbaru di Amerika Serikat, pembentukan batu empedu sebenarnya dapat ditekan dengan konsumsi makanan yang mengandung magnesium. Jenis makanan yang kaya magnesium di antaranya adalah ikan, kacang almond kering, bayam, avokad, pisang, kismis dan kacang mede.
Adalah dr Chung-Jyi Tsai dan rekannya dari University of Kentucky Medical Center di Lexington yang mempublikasikan sebuah penelitian tentang peran magnesium dalam menekan risiko pembentukan batu empedu. Seperti yang dimuat American Journal of Gastroenterology, dr Chung-Jyi Tsai mencatat bahwa konsumsi magnesium dalam beberapa tahun terakhir relatif menurun akibat pengolahan makanan yang terlalu lama.
Kurangnya magnesium sudah sejak lama dikenal dapat meningkatkan kadar trigliserida serta menurunkan kolesterol baik (HDL) dalam darah, yang mana keduanya memicu risiko pembentukan batu empedu. Namun begitu, hingga saat ini pengaruh atau dampak jangka panjang magnesium terhadap risiko pembentukan batu empedu pada manusia belum diketahui mendalam.
Hasil riset menunjukkan, partisipan yang memperoleh asupan magnesium tertinggi mengalami penurunan risiko batu empedu hingga 33 persen ketimbang mereka yang mendapat asupan magnesium paling rendah. Penurunan risiko juga terlihat ketika peneliti hanya mempertimbangkan asupan makanan mengandung magnesium tanpa pemberian suplemen.(*)
Hipospadia Sebabkan Gangguan Fungsi Seksual PDF Cetak E-mail
Kesehatan
Ditulis oleh SITI MASNIDAR, Kota Jambi
Selasa, 24 November 2009 10:25
Jika Tidak Segera Dioperasi
BAGI Anda yang memiliki anak dengan kelainan bawaan kesulitan buang air kecil akibat lubang uretra tidak terdapat di ujung penis, maka ini merupakan salah satu tanda jika ia menderita hipopasdia. Meski demikian, jangan khawatir, kelainan ini bisa disembuhkan dengan operasi dan anak bisa kembali dengan normal.
Menurut dr Riswan Joni, spesialis bedah, hipospadia adalah kelainan yang dibawa sejak lahir dimana penderitanya adalah mereka yang berjenis kelamin pria. Penderita hipospadia mengalami kesulitan saat buang air kemih karena air kemih tidak keluar secara normal selayaknya anak laki-laki, dimana lubang uretra terdapat di penis bagian tengah maupun bawah, bukan di ujung penis. “Air kemih keluar di daerah tengah atau bagian bawah bukan di ujung penis,” ujarnya saat ditemui Jambi Independent di Rumah Sakit Mayang Medica Center (MMC) baru-baru ini.
Pada kebanyakan penderita, terdapat penis yang melengkung ke arah bawah, yang tampak jelas pada keadaan ereksi. Bengkok tersebut terjadi karena uretra yang seharusnya terbentuk menjadi atropi atau tidak tumbuh sehingga menjadi chordae yaitu jaringan ikat fibrosa yang menyebar mulai dari meatus yang letaknya abnormal ke glans penis.
Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu pada glans penis. Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotumskrotum. Kelainan ini seringkali berhubungan dengan kordi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang, yang menyebabkan penis melengkung ke bawah pada saat ereksi. “Tergantung lubangnya dimana. Semakin ke pangkal, semakin berat,” ujarnya. (kantung zakar) atau di bawah
Mengenai bentuk hipopesdia, pemilik MMC ini menjelaskan ada lima macam; di glans disebut dengan hipospadia glander, di daerah korona disebut hipospadia korner, di daerah penis disebut hipospadia penilis, di daerah skrotum disebut hipospadia skrotalis dan di daerah perineal disebut hipospadia perineal.
Mengenai gejalanya, dr Riswan menjelaskan, biasanya lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar penis. Gejala lain penis melengkung ke bawah, penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis, dan jika berkemih, anak harus duduk.
Untuk melakukan diagnosa, Izwan mengatakan diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik. Jika hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa kelainan bawaan lainnya.
Untuk mempermudah penanganan, bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan nanti.
Rangkaian pembedahan biasanya telah selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah. Pada saat ini, perbaikan hipospadia dianjurkan dilakukan sebelum anak berumur 18 bulan. “Jadi jangan disunat dulu, soalnya daging tersebut akan berguna pada saat operasi,” papar Riswan.
Lalu bagaimana jika dibiarkan? Riswan menjelaskan, jika diobati, mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak dan pada saat dewasa nanti. Tidak hanya itu, ia juga bisa memiliki gangguan pada saat melakukan hubungan seksual karena sperma tidak bisa masuk ke vagina karena lubang tidak berada di ujung penis. Ini berarti, ia akan sulit untuk memiliki keturunan. “Jika tidak diobati, bisa berpengaruh pada saat buang air kecil, dan bahkan sampai pada fungsi seksualnya,” ujarnya.(*)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment